.

Senin, 10 Desember 2007

renungan

DALAM LAMUNAN MENJELANG TIDUR

Dalam lamunan menjelang tidur-ku aku memikirkan bahwa kehidupan yang ku jalani tak seindah yang kubayangkan, banyak mimpi yang aku lontarkan tapi tak ada yang terwujud. Aku tak mau menyalahkan TUHAN, keluarga, teman, nasib atau siapapun bahkan diriku sendiri. Keuntungan yang aku punya hanyalah semangat yang masih aku miliki untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.



Dalam lamunan menjelang tidurku aku terus memikirkan bagaimana mimpi ini agar terwujud, dan akupun akan terus memelihara mimpi-mimpi ini. Aku masih ingat pesan temanku, dia katakan bahwa jika mimpi-mimpi terus kita pelihara, suatu saat akan menjadi nyata.

Dalam lamunan menjelang tidurku aku dapati sesuatu yang berarti bahwa rasa malas-lah yang membuat mimpi ku banyak yang tidak terwujud, ketika kita banyak beretorika dan ber-onani dengan materi-materi yang kita jejalkan dalam otak kita, kata orang bisa membantu dalam mewujudkan mimpi-ku. Tapi semua kurasakan basi dan mati ketika malas menghampiri.

Dalam lamunan menjelang tidurku, khayalan-ku terus terbang tak terhalang oleh ruang dan waktu. Bahkan sebuah rumah megah, kehidupan mewah, berpetak-petak sawah, istri yang ramah, calon mertua yang pemarah dan luka yang parah, bisa aku miliki. Hingga akupun merasa lelah.

Dalam lamunan menjelang tidurku aku baru sadar ternyata aku berhayal. Zzzzz.....


Bandung, 11-12-2007

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda